Cara Membuat Sabun Mandi Padat Natural
·
700 ml air suling
·
270 alkali (kaustik soda)
·
1.125 ml cangkir minyak zaitun
·
500 ml minyak kelapa
·
500 ml minyak biji anggur
·
10 ml minyak kayu manis atau minyak esensial lainnya
·
2 termometer
·
Cetakan sabun
·
Kertas lilin
·
Kertas Cokelat
·
2 gelas ukur
·
Panci baja stainless steel
·
Mangkuk stainless steel pencampuran
·
Sumpit
·
Plastik spatula
·
Kacamata keselamatan kerja
·
Mixer atau kocokan
·
Plastik bening pembungkus
·
Handuk
·
Pisau
·
Sarung tangan karet
Sedotwcjakarta.net.
Membuat sabun sendiri sebenarnya tidaklah terlalu rumit, bahkan banyak sekali sabun – sabundipasaran yang bentuknya
unik dan lucu dibuat dari rumahan. Dan dari sekian orang yang membuat sabun
sendiri untuk dipasarkan mereka bisa memperoleh omset jutaan perbulan. Sabun
mandi ini bisa menjadi peluang bisnis yang sangat menggiurkan bagi siapapun
yang tertarik untuk mengelutinya.
Jikalau anda mengetahui bahan dan bagaimana cara membuat sabun mandi padat yang sehat tanpa bahan kimia berbahaya, apakah anda ingin mencobanya sendiri untuk membuatnya ? Jika iya dan anda penasaran untuk tahu lebih jauh bagaimana proses membuat sabun natural ini, silakan simak penjelasan dibawah.
Cara Membuat Sabun Mandi Padat Natural
Langkah 1
Jajarkan cetakan dan lapisi dengan kertas lilin. Ini akan
menjadi cetakan sabun Anda ketika sudah siap untuk dituangkan.
Langkah 2
Campur
minyak, minyak zaitun kelapa dan minyak biji anggur dalam panci besar dan
lembut panas mereka di atas kompor, sampai mereka mencapai 110 derajat F.
Berhati-hatilah untuk tidak membakar minyak. Gunakan satu termometer untuk
memeriksa suhu, memastikan itu tidak mencapai lebih dari 10 derajat lebih
tinggi dari yang Anda butuhkan.
Langkah 3
Pakai kacamata pelindung. Tuangkan air suhu ruang ke dalam gelas
ukur kaca. Sementara terus di aduk dengan sumpit, perlahan-lahan tambahkan
larutan alkali, berhati-hati untuk tidak menghirup asap. Reaksi kimia yang
terjadi akan menyebabkan campuran ini menjadi panas sangat cepat. Gunakan
termometer lainnya, dan periksa suhu campuran tepat di tengah cangkir.
Perhatikan termometer campuran alkali ini dan biarkan mendinginkan hingga
suhunya sama dengan campuran minyak yaitu 110 derajat.
Langkah 4
Tuang campuran minyak panas ke dalam mangkuk besar menggunakan
spatula agar campuran ini dapat keluar dari panci dengan mudah. Ketika kedua
campuran (minyak dan alkali) berada pada suhu yang sama persis, tuangkan
campuran alkali perlahan ke dalam campuran minyak, aduk cepat terus menerus.
Saat mengaduk berhati – hatilah jangan sampai mengenai anda terutama mata.
Langkah 5
Ketika bahan sabun telah mencapai trace, dimana bila anda
menekan permukaan sabun ini dengan sendok maka akan membekas dipermukaannya,
segera hentikan pengadukan. Ini tandanya sabun telah jadi dan proses pengadukan
yang benar akan mempercepat bahan sabun mencapai trace.
Langkah 6
Tambahkan
minyak esensial Anda sendiri, seperti minyak kayu manis. Jangan menggunakan
parfum, ekstrak atau wewangian sintetis, karena mengandung alkohol, yang akan
mempengaruhi proses pembuatan sabun.
Langkah 7
Tuangkan campuran sabun ke dalam cetakan, dan menutupi bagian
atas dengan sepotong bungkus plastik bening. Bungkus cetakan dengan handuk
berat selama 24 jam untuk menjaga panas di dalamnya dan mendorong terbuatnya
reaksi kimia sabun padat natural ini.
Langkah 8
Pakai sarung tangan karet, ambil sabun dari cetakan, dan potong
batang sabun padat ini sesuai ukuran yang Anda inginkan. Tempatkan batang sabun
di atas kertas cokelat dan simpan di tempat yang dingin di mana mereka tidak
akan terganggu selama satu bulan. Setelah satu bulan berakhir, sabun siap untuk
dipakai..
Terima
kasih telah menyimak postingan kami, Cara Membuat Sabun Mandi Padat Natural
Semoga dapat memberi anda manfaat..
Semoga dapat memberi anda manfaat..
Cara Membuat Sabun
Sabun
merupakan hasil produk dari trigliserida dan NaOH yang
mempunyai produk samping berupa gliserol. trigliserida merupakan ester dari
gliserol dan tiga asam lemak
cara
mendapatkan trigliserida adalah minyak dari tumbuhan atau hewan yang merupakan
penyusun utamanya.cara pembuatan sabun adalah mencampurkan trigliserida dengan
NaOH.reaksinya dinamakan reaksi penyabunan (saponifikasi)
beberapa
cara pembuatan sabun:
1. proses
dingin
pembuatan sabun dilakukan pada suhu biasa.pada proses ini reaksi penyabunan
berjalan lambat.dan gliserol tidak dapat dipisahkan
2.proses
panas
minyak terlebih dahulu dipanaskan hingga suhu 90 derajat celsius baru
ditambahkan NaOH.pada proses ini reaksi berjalan cepat.tetapi pada
proses ini gliserol tidak dapat dipisahkan
3.proses
pendidihan
pada proses ini NaOH dan minyak dipanaskan bersama-sama. kemudian
ditambahkan larutan garam misal NaCI untuk memisahkan gliserol
Bahan-bahan
lain yang digunakan dalam pembuatan sabun:
1.
Parfum
2.
Zat pewarna
3.
Zat aktif misal gel lidah buaya
*Membuat Sabun Padat Sederhana
Saya
sendiri telah membuat sabun dengan menggunakan proses dingin. Berikut ini
bahan-bahan yang digunakan :
#50 gram Minyak Goreng
#24 gram Minyak Kelapa
#20 gram Minyak Jagung
#42 ml NaOH 30 %
#Pewangi dan Pewarna
Pada
pembuatan sabun sederhana ini saya mengerjakan pada suhu ruang dan menghasilkan
sabun sebanyak 100 gram, jika anda menginginkan hasil yang lebih banyak anda
bisa menggandakan komposisi di atas sesuai dengan keinginan anda
Pertama Semua Bahan-bahan
disiapkan
NaOH atau Soda api
ditimbang dan dibuat larutan 30 % NaOH sebanyak 42 ml
Setelah itu minyak dan
larutan NaOH dicampurkan dan diaduk dengan menggunakan Stirrer sampai pada
kondisi trace dimana sabun mengental setelah kondisi trace maka pengadukan akan
dihentikan
Setelah itu sabun dicetak
sesuai dengan keinginan
*Membuat Sabun Transparan
Untuk
membuat sabun transparan bahan-bahannya adalah sebagai berikut :
Komponen
|
% W/W
|
Fungsi
|
Asam
Stearat
|
7
|
Pengeras
sabun
|
VCO
( Virgin Coconut Oil)
|
20
|
Pembuatan
stok sabun
|
Larutan
NaOH 30%
|
20,3
|
Menyabunkan
lemak
|
Gliserin
|
7
|
Pelarut,
Transparent agent, humektan
|
Ethanol
|
15
|
Pelarut,
Transparent agent
|
Sukrosa
|
11
|
Transparent
agent, humektan
|
Cocoamide
DEA
|
1
|
Surfaktan
|
NaCl
|
0,2
|
Elektrolit
|
No.
|
Bahan
Sintesis
|
Jumlah
(gram)
|
1.
|
Asam
Stearat
|
7,3
|
2.
|
VCO
|
20,9
|
3.
|
Larutan
NaOH 30%
|
21,2
|
4.
|
Gliserin
|
9,4
|
5.
|
Ethanol
|
15,7
|
6.
|
Sukrosa
|
11,5
|
7.
|
TEA
|
1,0
|
8.
|
NaCl
|
0,21
|
9.
|
Gel
Lidah Buaya
|
5
|
10.
|
Minyak
Lemon
|
7,7
|
Jumlah
|
100
|
A. METODE SINTESIS
I.Pengambilan Gel Lidah Buaya
1. Sebanyak 500 gram daun lidah buaya di cuci dengan air.
2. Dikupas dan diambil gel lidah buaya hinga didapatkan gel dan
seratnya.
3. Gel dan dan serat tadi dihancurkan hingga halus.
4. Selama proses penghancuran ditambahkan 0,4 gram Asam sitrat 0,1%
dan 0,4 gram Natrium benzoate 0,1%.
5. Disaring hingga didapatkan gel lidah buaya murni.
6. Gel murni dipanaskan pada suhu 70-800C selama 3-5
menit.
II.Proses Pembuatan Sabun Trasparan
1. Sebanyak 7,3 gram Asam stearat dicampurkan ke dalam 20,9 gram
VCO.
2. Dipanaskan pada suhu 700C kemudian diaduk hingga
homogen.
3. Ditambahkan
21,2 gram larutan NaOH 30% kemudian diaduk hingga penyabunan sempurna.
4. Ditambahkan 9,4 gram gliserin, 15,7 gram etanol, 11,5 gram
sukrosa, 1 gram TEA, 0,21 gram NaCl diaduk hingga terbentuk sabun transparan.
5. Suhu larutan diturunkan hingga 550C kemudian
ditambahkan 5 gram gel lidah buaya dan 7 gram minyak lemon.
6. Diaduk
hingga homogen dan dicetak.
Bahan Pembuatan Sabun
Sabun
adalah salah satu senyawa kimia tertua yang pernah dikenal. Sabun sendiri tidak
pernah secara aktual ditemukan, namun berasal dari pengembangan campuran antara
senyawa alkali dan lemak/minyak.
Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu bahan baku dan bahan pendukung. Bahan baku dalam pembuatan sabun adalah minyak atau lemak dan senyawa alkali (basa). Bahan pendukung dalam pembuatan sabun digunakan untuk menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai guna maupun dari daya tarik. Bahan pendukung yang umum dipakai dalam proses pembuatan sabun di antaranya natrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat, parfum, dan pewarna.
Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu bahan baku dan bahan pendukung. Bahan baku dalam pembuatan sabun adalah minyak atau lemak dan senyawa alkali (basa). Bahan pendukung dalam pembuatan sabun digunakan untuk menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai guna maupun dari daya tarik. Bahan pendukung yang umum dipakai dalam proses pembuatan sabun di antaranya natrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat, parfum, dan pewarna.
Sabun
dibuat dengan reaksi penyabunan sebagai berikut:
Reaksi
penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah adalah reaksi
trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan
gliserin. Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut :
C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH -> C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR
Reaksi
pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produk utama dan
gliserin sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk samping juga memiliki
nilai jual. Sabun merupakan garam yang terbentuk dari asam lemak dan alkali.
Sabun dengan berat molekul rendah akan lebih mudah larut dan memiliki struktur
sabun yang lebih keras. Sabun memiliki kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi
sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih kecil, melainkan larut dalam
bentuk ion.
Sabun pada
umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun padat. Perbedaan utama
dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan dalam reaksi pembuatan
sabun. Sabun padat menggunakan natrium hidroksida/soda kaustik (NaOH),
sedangkan sabun cair menggunakan kalium hidroksida (KOH) sebagai alkali. Selain
itu, jenis minyak yang digunakan juga mempengaruhi wujud sabun yang dihasilkan.
Minyak kelapa akan menghasilkan sabun yang lebih keras daripada minyak kedelai,
minyak kacang, dan minyak biji katun.
Bahan Baku: Minyak/Lemak
Minyak/lemak
merupakan senyawa lipid yang memiliki struktur berupa ester dari gliserol. Pada
proses pembuatan sabun, jenis minyak atau lemak yang digunakan adalah minyak
nabati atau lemak hewan. Perbedaan antara minyak dan lemak adalah wujud
keduanya dalam keadaan ruang. Minyak akan berwujud cair pada temperatur ruang
(± 28°C), sedangkan lemak akan berwujud padat.
Minyak
tumbuhan maupun lemak hewan merupakan senyawa trigliserida. Trigliserida yang
umum digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun memiliki asam lemak dengan
panjang rantai karbon antara 12 sampai 18. Asam lemak dengan panjang rantai
karbon kurang dari 12 akan menimbulkan iritasi pada kulit, sedangkan rantai
karbon lebih dari 18 akan membuat sabun menjadi keras dan sulit terlarut dalam
air. Kandungan asam lemak tak jenuh, seperti oleat, linoleat, dan linolenat
yang terlalu banyak akan menyebabkan sabun mudah teroksidasi pada keadaan
atmosferik sehingga sabun menjadi tengik. Asam lemak tak jenuh memiliki ikatan
rangkap sehingga titik lelehnya lebih rendah daripada asam lemak jenuh yang tak
memiliki ikatan rangkap, sehingga sabun yang dihasilkan juga akan lebih lembek
dan mudah meleleh pada temperatur tinggi.
Jenis-jenis Minyak atau Lemak
Jumlah
minyak atau lemak yang digunakan dalam proses pembuatan sabun harus dibatasi
karena berbagai alasan, seperti : kelayakan ekonomi, spesifikasi produk (sabun
tidak mudah teroksidasi, mudah berbusa, dan mudah larut), dan lain-lain. Beberapa
jenis minyak atau lemak yang biasa dipakai dalam proses pembuatan sabun di
antaranya :
1.
Tallow. Tallow adalah lemak sapi atau
domba yang dihasilkan oleh industri pengolahan daging sebagai hasil samping.
Kualitas dari tallow ditentukan dari warna, titer (temperatur solidifikasi dari
asam lemak), kandungan FFA, bilangan saponifikasi, dan bilangan iodin. Tallow
dengan kualitas baik biasanya digunakan dalam pembuatan sabun mandi dan tallow
dengan kualitas rendah digunakan dalam pembuatan sabun cuci. Oleat dan stearat
adalah asam lemak yang paling banyak terdapat dalam tallow. Jumlah FFA dari
tallow berkisar antara 0,75-7,0 %. Titer pada tallow umumnya di atas 40°C.
Tallow dengan titer di bawah 40°C dikenal dengan nama grease.
2. Lard. Lard
merupakan minyak babi yang masih banyak mengandung asam lemak tak jenuh seperti
oleat (60 ~ 65%) dan asam lemak jenuh seperti stearat (35 ~ 40%). Jika
digunakan sebagai pengganti tallow, lard harus dihidrogenasi parsial terlebih
dahulu untuk mengurangi ketidakjenuhannya. Sabun yang dihasilkan dari lard
berwarna putih dan mudah berbusa.
3. Palm Oil (minyak kelapa sawit). Minyak
kelapa sawit umumnya digunakan sebagai pengganti tallow. Minyak kelapa sawit
dapat diperoleh dari pemasakan buah kelapa sawit. Minyak kelapa sawit berwarna
jingga kemerahan karena adanya kandungan zat warna karotenoid sehingga jika
akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun harus dipucatkan terlebih
dahulu. Sabun yang terbuat dari 100% minyak kelapa sawit akan bersifat keras
dan sulit berbusa. Maka dari itu, jika akan digunakan sebagai bahan baku
pembuatan sabun, minyak kelapa sawit harus dicampur dengan bahan lainnya.
4. Coconut Oil (minyak kelapa). Minyak
kelapa merupakan minyak nabati yang sering digunakan dalam industri pembuatan
sabun. Minyak kelapa berwarna kuning pucat dan diperoleh melalui ekstraksi
daging buah yang dikeringkan (kopra). Minyak kelapa memiliki kandungan asam
lemak jenuh yang tinggi, terutama asam laurat, sehingga minyak kelapa tahan
terhadap oksidasi yang menimbulkan bau tengik. Minyak kelapa juga memiliki
kandungan asam lemak kaproat, kaprilat, dan kaprat.
5.
Palm Kernel Oil (minyak inti kelapa sawit). Minyak inti kelapa sawit diperoleh dari biji
kelapa sawit. Minyak inti sawit memiliki kandungan asam lemak yang mirip dengan
minyak kelapa sehingga dapat digunakan sebagai pengganti minyak kelapa. Minyak
inti sawit memiliki kandungan asam lemak tak jenuh lebih tinggi dan asam lemak
rantai pendek lebih rendah daripada minyak kelapa.
6. Palm Oil Stearine (minyak sawit
stearin). Minyak
sawit stearin adalah minyak yang dihasilkan dari ekstraksi asam-asam lemak dari
minyak sawit dengan pelarut aseton dan heksana. Kandungan asam lemak terbesar
dalam minyak ini adalah stearin.
7.
Marine Oil. Marine oil berasal dari mamalia laut (paus)
dan ikan laut. Marine oil memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang cukup
tinggi, sehingga harus dihidrogenasi parsial terlebih dahulu sebelum digunakan
sebagai bahan baku.
8. Castor Oil (minyak jarak). Minyak ini berasal dari biji pohon jarak dan
digunakan untuk membuat sabun transparan.
9. Olive oil (minyak zaitun). Minyak zaitun berasal dari ekstraksi buah
zaitun. Minyak zaitun dengan kualitas tinggi memiliki warna kekuningan. Sabun
yang berasal dari minyak zaitun memiliki sifat yang keras tapi lembut bagi
kulit.
10. Campuran minyak dan lemak. Industri pembuat sabun umumnya membuat sabun
yang berasal dari campuran minyak dan lemak yang berbeda. Minyak kelapa sering
dicampur dengan tallow karena memiliki sifat yang saling melengkapi. Minyak
kelapa memiliki kandungan asam laurat dan miristat yang tinggi dan dapat
membuat sabun mudah larut dan berbusa. Kandungan stearat dan dan palmitat yang
tinggi dari tallow akan memperkeras struktur sabun.
Bahan Baku: Alkali
Jenis
alkali yang umum digunakan dalam proses saponifikasi adalah NaOH, KOH, Na2CO3,
NH4OH, dan ethanolamines. NaOH, atau yang biasa dikenal dengan soda kaustik
dalam industri sabun, merupakan alkali yang paling banyak digunakan dalam
pembuatan sabun keras. KOH banyak digunakan dalam pembuatan sabun cair karena
sifatnya yang mudah larut dalam air. Na2CO3 (abu soda/natrium karbonat)
merupakan alkali yang murah dan dapat menyabunkan asam lemak, tetapi tidak
dapat menyabunkan trigliserida (minyak atau lemak).
Ethanolamines
merupakan golongan senyawa amin alkohol. Senyawa tersebut dapat digunakan untuk
membuat sabun dari asam lemak. Sabun yang dihasilkan sangat mudah larut dalam
air, mudah berbusa, dan mampu menurunkan kesadahan air. Sabun yang terbuat dari
ethanolamines dan minyak kelapa menunjukkan sifat mudah berbusa tetapi sabun
tersebut lebih umum digunakan sebagai sabun industri dan deterjen, bukan
sebagai sabun rumah tangga. Pencampuran alkali yang berbeda sering dilakukan
oleh industri sabun dengan tujuan untuk mendapatkan sabun dengan keunggulan
tertentu.
Bahan Pendukung
Bahan baku
pendukung digunakan untuk membantu proses penyempurnaan sabun hasil
saponifikasi (pegendapan sabun dan pengambilan gliserin) sampai sabun menjadi
produk yang siap dipasarkan. Bahan-bahan tersebut adalah NaCl (garam) dan
bahan-bahan aditif.
1.
NaCl. NaCl merupakan komponen kunci
dalam proses pembuatan sabun. Kandungan NaCl pada produk akhir sangat kecil
karena kandungan NaCl yang terlalu tinggi di dalam sabun dapat memperkeras
struktur sabun. NaCl yang digunakan umumnya berbentuk air garam (brine) atau
padatan (kristal). NaCl digunakan untuk memisahkan produk sabun dan gliserin.
Gliserin tidak mengalami pengendapan dalam brine karena kelarutannya yang
tinggi, sedangkan sabun akan mengendap. NaCl harus bebas dari besi, kalsium,
dan magnesium agar diperoleh sabun yang berkualitas.
2. Bahan aditif. Bahan
aditif merupakan bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam sabun yang bertujuan
untuk mempertinggi kualitas produk sabun sehingga menarik konsumen. Bahan-bahan
aditif tersebut antara lain : Builders, Fillers inert, Anti oksidan,
Pewarna,dan parfum.
Min, ini nanti sabunnya hasil nya wrna pekat atau transparan? Kalau pekat, gimana cara buat supaya transparan?
BalasHapusJasa Website